Saturday, February 16, 2013


"Ketika pulang nanti ibu saya sudah menyiapkan ayam yang bakal disembelih, mulai dari ayam yang kakinya pincang bengkok ke depan, ada yang kakinya pincang bengkok ke belakang, yang normal apalagi. Serba ada. Kepincangan mereka disebabkan oleh halaman yang sempit, sehingga ibu tak mau ayam-ayam mengacak-acaka halaman sempit itu. Jadilah mereka kakinya di ikat seperti binatang ternak lainnya. Bedanya, kalau kerbau hidungnya yang dicocok, sedangkan ayam kami, kakinya yang diikat dengan tali rapia.

#Edisi kangen kampung halaman. Ada komen dari adik di Lombok sana "mau pilih manok yg mana? ada di halaman belakang. yang cacat kepak kaki yg sebelah kedepan, sbelahnya lagi ke belekang, yang normal apalagi..."

"Saya rasa tak ada yang lebih menggembirakan selain menikmati masakan kedua orang tua bagi musafir di negeri orang, seperti saya ini"
"Allah mentakdirkan saya terlahir di Negara Indonesia dan nenek moyang saya pun adalah orang Indonesia. Saya rasa Ia menitipkan rancangan besar kepada saya untuk diejawantahkan. Rancangan yang hanya orang-orang kuatlah yang mampu menanggungnya. Oleh sebab rancangan yang besar itulah saya terlahir dari bangsa yang tangguh. Bangsa yang gagah berani mengusir Portugis, Spanyol, VOC, Belanda dan Jepang. Bangsa yang semangat juangnya mengalahkan teknologi canggih dengan bambu runcing!"

Lale Fatma Yulia Ningsih, ditulis di Kota Para Penakluk, Istanbul. 16 Februari 2013. 12:47 waktu Istanbul.

Wednesday, February 13, 2013

Kota tua Hierapolis sudah, kini saatnya menjajal Pegunungan Ararat, dimana nabi Nuh mengistirahatkan kapalnya dalam jangka waktu yan tak terhingga, hingga suatu saat nanti dibutuhkan.